tak-iya.com – Sejak dulu Madura sudah dikenal sebagai Pulau Garam. Salah satunya adalah kabupaten Pamekasan yang termasuk penghasil garam terbesar di Indonesia.

Tidak ada data pasti bagaimana asal mula Madura membuat garam untuk pertama kali. Dalam prasasti Jawa Kuno abada X M, hanya disebutkan bahwa pembuatan garam di Madura dilakukan secara tradisional. Namun yang jelas sejak penjajahan Belanda pada abad XIX M, Madura sudah terkenal sebagai penghasil garam utama nasional.

Pembuatan garam secara tradisional yaitu dengan mengalirkan air laut ke dalam tambak-tambak dengan bantuan kincir angin. Air laut dalam tambak itulah yang kemudian dijemur menggunakan panas matahari untuk menguapkan airnya dan meninggalkan kristasl garamnya. Kristal garam yang mengendap kemudian di panen menggunakan garuk dan dikeruk ke pinggir tambak. Sisa airnya disebut air tua atau air nagari yang juga bernilai ekonomis, bahkan diekspor ke Jepang sebagai bahan kosmetika dan obat-obatan.

Produksi garam di Pamekasan tersebar disepanjang pantai selatan Pamekasan, yaitu dari Desa Konang Kec. Galis, Desa Bunder, Jumiang dan Tanjung Kec. Pademawu hingga Kec. Tlanakan. Luasnya kurang lebih 1800an hektar. Hampir setengahnya merupakan lahan perusahaan garam nasional yaitu PT. Garam dan perusahaan swasta lainnya, selebihnya merupakan lahan garam milik petani garam tradisional.

Selain menghasilkan garam, ladang-ladang tersebut juga mempunyai pesona wisata. Salah satunya adalah daerah Tanjung dan Jumiang. Hamparan tambak garam dan kilau putih garam menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengetahui proses pembuatan garam sekaligus menikmati eksotisme panasnya tambak garam Madura.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini